Telinga terdiri atas tiga bagian yang berbeda asal-usulnya, tetapi berfungsi sebagai satu kesatuan. Telinga dalam berasal dari gelembung telinga, yang dalam perkembangan minggu ke-4 melepaskan diri dari ectoderm permukaan.
Gelembung telinga ini terbagi menjadi satu unsure ventral yang membentuk sacculus dan ductus cochlearis, dan satu unsure dorsal yang membentuk utriculus, canalis semicircularis, dan ductus endolymphaticus. Struktur epitel yang terbentuk secara demikian dikenal sebagai labirin membranosa. Kecuali ductus cochlearis yang akan membentuk organ corti, semua struktur yang berasal dari labirin membranosa termasuk dalam alat keseimbangan.
Telinga tengah terdiri atas cavum tymoani dan tuba auditiva, dilapisi epitel yang berasal dari endoderm dan berasal dari kantong faring pertama. Tuba auditiva memhubungkan cavum tympani dan nasofaring. Tulang-tulang pendengaran, yang menghantarkan getaran-getaran suara dari membrane tympani ke fenestra ovalis, berasal dari lengkung faring pertama (malleus dan incus) dan lengkung faring ke-2 (stapes).
Meatus acusticus externus berkembang dari celah faring pertama dan dipisahkan dari cavum tympani. Gendang telinga terdiri atas (a) selapis epitel ectoderm (b) selapis tengan mesenkim (c) selapis epitel endoderm yang berasal dari kantong faring pertama.
Daun telinga berkembang dari enam buah tonjol mesenkim yang terletak disepanjang lengkung faring pertama dan kedua. Cacat daun telinga sering berkaitan dengan malformasi bawaan lain.
24 03 2009
Mekanisme Penglihatan
Mata adalah alat indra kompleks yang berevolusi dari bintik-bintik peka sinar primitive pada permukaan golongan invertebrate. Dalam bungkus pelindungnya, mata memilki lapisan reseptor, system lensa yang membiaskan cahaya ke reseptor tersebut, dan system saraf yang menghantarkan impuls dari reseptor ke otak.
Sebelum kita membahas tentang mekanisme penglihatan, sebaiknya kita sudah memahami bagian-bagian dari organ mata ini yaitu :
Struktur-struktur utama pada mata dapat dilihat pada gambar di atas. Membrane mukosa yang transparan dan tipis yang membungkus permukaan posterior kelopak mata (konjungtiva palpebralis) dan permukaan anterior sclera (konjungtiva bulbaris) adalah konjungtiva. Konjuntiva bersambungan dengan kulit pada tepi kelopak (persambungan mukokutan) dan dengan epital kornea di limbus. Lapisan pelindung luar bola mata, yaitu sclera, di modifikasi di bagian anterior untuk membentuk kornea yang tembus pandang, dan akan dilalui berkas sinar yang akan masuk ke mata berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi dengan tebal 0,5mm. Di bagian dalam sclera terdapat koroid, lapisan yang banyak mengandung banyak pembuluh darah yang memberi makan struktur-struktur dalam bola mata. Lapisan di dua pertiga posterior koroid adalah retina, jaringan saraf yang mengandung sel-sel reseptoryang peka terhadap cahaya, yaitu sel batang dan kerucut; fungsi sel batang terutama untuk penglihatan dalam gelap dan sel kerucut terutama untuk penglihatan warna. Di sekitarnya terdapat daerah cekung yang berukuran 0,25 mm yaitu fovea sentralis yang ditengah-tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning).
Lensa kristalina adalah suatu struktur tembus pandang yang mempunyai dua permukaan dengan jari-jari kelengkungan 7,8mm, berfungsi memfokuskan objek pada berbagai jarak. Lensa difiksasi oleh ligamentum sirkular lensa (zonula zinii). Zonula melekat di bagian anterior koroid yang menebal, yang di sebut korpus siliaris. Korpus siliaris mengandung serat-serat otot melingkar dan lungitodinal yang melekat dekat dengan batas korneosklera. Di depan lensa terdapat iris yang berpigmen dan tidak tembus pandang, yaitu bagian mata yang berwarna. Iris mengndung serat-serat radial yang melebarkan pupil. Perubahan garis tengah pupil dapat mengakibatkan perubahan sampai 5 kali lipat dari jumlah cahaya yang mencapai retina jadi fungsinya mengatur cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang pupil menguncup dan sebaliknya.
Ruang antara lensa dan retina sebagian besar terisi oleh zat gelatinosa jernih yang disebut korpus vitreus ( vitreous humor ). Aqueous humor, suatu cairan jernih yang memberi makan kornea dan lensa, dihasilkan di korpus siliaris melalui proses difusi dan transport aktif dari plasma. Cairan ini mengalir melalui pupil untuk mengisi kamera okuli anterior (ruang anterior mata). Dalam keadaan normal, cairan ini diserap kembali melalui jaringan trabekula masuk kedalam kanalis schlemm, suatu saluran venosa di batas antara iris dan kornea. Mata dalam penjalaran listrik nya ke otak disampaikan olen nervus opticus.
Setelah mengetahui struktur mata dengan baik, saya akan mencoba menjelaskan bagaimana mekanisme penglihatan. BERSAMBUNG…, sorry.. besok ada test Histologi, Belajar3X!!!!
21 03 2009
Embriologi Sistem Saraf Pusat ( OTAK )
System saraf pusat (SSP) berasal dari ectoderm dan tampak sebagai lempeng saraf pada pertengahan minggu ke-3.
Setelah tepi-tepi lempeng ini melipat, lipatan saraf ini saling mendekat satu sama lain digaris tengah kemudian bersatu menjadi tabung saraf.
Ujung cranial menutup kurang lebih pada hari ke-25, dan ujung kaudalnya pada hari ke-27. SSP selanjutnya membentuk sebuah struktur tubuler dengan bagian sefalik yang lebar, otak, dan bagian kaudal yang panjang, medulla spinalis. Kegagalan tabung saraf untuk menutup menyebabkan cacat seperti spina bifida dan anensefalus.
Medulla spinalis membentuk ujung kaudal SPP dan ditandai dengan lamina basalis yang mengandung neuron motorik; lamina alaris untuk neuron sensorik; dan lempeng lantai serta lempeng atap sebagai lempeng penghubung antara kedua sisi.
Ciri-ciri dasar ini dapat dikenali pada sebagian besar gelembung otak. Otak membentuk bagian cranial SSP dan asalnya terdiri dari tiga gelembung otak.; rhombensefalon (otak belakang), mesensefalon (otak tengah), dan prosensefalon (otak depan).
Rhombensefalon dibagi menjadi:
1. Myelensefalon yang membentuk medulla oblongata (daerah ini mempunyai lamina basalis untuk neuron eferen somatic dan visceral, dan lamina alarisnya mempunyai neuron aferen somatic dan visceral).
2. Metensefalon dengan lamina basalis (eferen) dan lamina alaris (aferen) yang khas. Selain itu, gelembung otak ini ditandai dengan pembentukan serebelum, pusat koordinasi sikap tubuh dan pergerakan, dan fons, jalur untuk serabut-serabut saraf antara medulla spinalis dan korteks serebri serta koterks serebeli.
Mesensefalon (otak tengah) adalah gelembung otak yang paling primitive dan sangat mirip medulla spinalis dengan lamina basalis eferennya serta lamina alaris aferennya. Lamina alarisnya membentuk colliculus inferior dan posterior sebagai stasiun relai untuk pusat reflex pendengaran dan penglihatan.
Diensefalon, bagian posterior otak depan, terdiri atas sebuah lempeng atap tipis dan lamina alaris yang tebal tempat berkembangnya thalamus dan hypothalamus.
Diensefalon ikut berperan dalma pembentukan kelenjar hipofisis, yang juga berkembang dari kantong ratkhe membentuk adenohipofisis, lobus intermedius, dan pars tuberalis, diensefalon membentuk lobus posterior yang mengadung neuroglia dan menerima serabut-serabut saraf dari hypothalamus.
Telensefalon, gelembung otak yang paling rostral, terdiri dari dua kantong lateral, hemisfer serebri, dan bagian tengah lamina terminalis.
Lamina terminalis ini digunakan oleh commissural sebagai suatu jalur penghubung untuk berkas-berkas serabut antara hemisfer kanan dan kiri. Hemisfer serebri, yang semula berupa dua kantong kecing, secara berangsur-angsur mengembang dan menutupi permukaan lateral diensefalon, mesensefalon dan metensefalon. Akhirnya, daerah-daerah inti telensefalon sangat berdekatan dengan daerah-daerah inti diensefalon.
Sistem ventrikel yang berisi cairan cerebrospinal, membentang dari lumen medulla spinalis hingga ke ventrikel ke-4 di dalam rhombensefalon, melalui saluran kecil di mesensefalon, dan selanjutnya ke ventrikel ketiga dalam diensefalon. Melalui foramina monro, system ventrikel meluas dari ventrikel ke-3 ke ventrikel lateral hemisfer. Cairan serebrospinal dihasilkan diplexus choroideus ventrikel ke-4, ke-3 dan ventrikel lateral. Sumbatan cairan otak baik di dalam system ventrikel maupun diruang subarachnoid, dapat menimbulkan hidrosefalus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar